Skip to main content

Pengalaman Broadcasting yang Menyenangkan

Bidang penyiaran atau yang lebih populer disebut dengan broadcasting memang bukan merupakan hal yang baru bagiku. Pengalaman pertama kali broadcasting aku peroleh ketika aku kelas 1 naik ke kelas 2 SMA. Sejak saat itu aku gemar sekali dengan kegiatan yang berhubungan dengan mass communication atau segala hal tentang itu.

Pengalaman pertamaku broadcasting adalah di radio Gagak Rimang RSPD Blora. Radio tersebuit merupakan radio pemerintah daerah Blora tempatku tinggal. Aku siaran bersama teman-teman SMA-ku yang lain. Kita mendapat jatah program bahasa Inggris. Sebetulnya program ini adalah program anak UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta) yang melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Namun setelah program mereka selesai, SMA ku mendapat tawaran untuk melanjutkan program tersebut.

Biasanya aku siaran bareng dengan Widya, Agung Pambudi, dan Mbak Wiwid. Selain itu kami pun mengundang bintang tamu dari pelajar-pelajar berprestasi untuk ikut siaran bersama kami. Jadwal siaran kami hanya seminggu sekali yaitu hari sabtu jam 14.30. Tapi biasanya kami terlambat setengah jam untuk on air karena sekolahku selesai jam 13.30, selain itu aku juga ada latihan drum band setelah pulang sekolah. Capek sih, apalagi aku harus naik sepeda kira-kira satu kilometer dari sekolahku ke radio, tapi aku enjoy aja.

Dari hari ke hari teman-teman yang bisa ikut siaran semakin berkurang, Mbak Wiwid yang notabene seniorku ikut berbagai kegiatan persiapan ujian akhir nasional. Widya dan Agung Pambudi juga ikut les-les privat, hingga akhirnya tinggal aku sendiri yang masih bertahan siaran hingga lulus SMA.

Seiring berjalannya waktu, aku pun dibuatkan program acara sendiri yaitu acara malam minggu dan pemuda dan olahraga yang menggunakan bahasa Indonesia. Pengalaman menjadi broadcaster memang menyenangkan, aku mendapat banyak teman-teman baru setiap kali siaran. Aku pun terkadang mendapat tawaran menjadi MC diberbagai acara. Sejak itu aku pun menjadi lumayan terkenal di SMA, kayak artis lokal gitu he…he… Guru-guru ku pun banyak yang mengira aku bakalan kuliah di jurusan komunikasi atau hubungan internasional. Tapi pilihan pun jatuhnya di Politeknik Negeri Semarang, jurusan akuntansi, wuiks….ikss…jauh amat…he..he…

Sejak aku kuliah di Politeknik Negeri Semarang frekuensi siaranku menjadi jarang sekali, bahkan sejak jadwal siarannya diganti hari minggu sore aku tidak pernah siaran. Paling-paling cuma sebulan sekali, pas pulang ke rumah. Program acara pun aku serahkan ke adikku sendiri yang juga satu SMA, namanya Aji Dwi Saputro. Lucunya, terkadang pas kebetulan pulang rumah dan siaran, banyak pendengar yang bilang kalau suaraku persis sekali sama adikku. Jadi terkadang merekapun salah sebut nama antara aku dan adikku.

Kini program bahasa Inggris pun masih tetap berjalan, setelah adikku lulus SMA dia pun mewariskan acara tersebut ke adik kelasnya. Aku pun sempat ikut siaran lagi pas liburan lebaran tahun ini. Dan hal ini aku harap akan terus berjalan dari waktu ke waktu.
Well, Good afternoon ladies and Gentleman….
Nice to meet you in English program in Gagak Rimang RSPD Blora, 109.5 FM and 945 AM, together with me Agung Dermawan until 4.00 pm.

If you want to send regard to your friend or request music, you can call us in (0296)531712 or send massage to us in 085641621335. So, still stay tune in our channel, we would be back….

Comments

Popular posts from this blog

Serunya Kuliah di Politeknik

Tak semua orang tahu tentang politeknik. Institusi pendidikan di bawah naungan Dirjen Dikti memang tergolong masih cukup baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pada dasarnya Politeknik serupa dengan Akademi, namun politeknik lebih heterogen disiplin ilmunya. Di Indonesia ada beberapa politeknik negeri dan swasta. Untuk politeknik negeri biasanya merupakan hasil proyek kerjasama pemerintah Swiss dan Australia dengan Indonesia. Ciri khas khususnya adalah latar belakang mereka yang dahulu bernama sama dengan universitas tempat politeknik didirikan, namun dengan berbagai pertimbangan nama universitasn yang melekat pun dihapus, diantaranya : 1. Politeknik UNDIP yang berubah menjadi Politeknik Negeri Semarang (PoliNes). 2. Politeknik ITB yang berubah menjadi Politeknik Negeri Bandung (Polban). 3. Politeknik UNIBRAW yang berubah menjadi Politeknik Negeri Malang (PoliNema). 4. Politeknik UI yang berubah menjadi Poiteknik Negeri Jakarta (PNJ). 5. Dan lain sebagainya.

Skripsi = Merangkai Puzzle

Skripsi merupakan bagian akhir dalam sebuah proses perkuliahan. Bisa dibilang skripsi merupakan kunci keluar untuk memperoleh suatu gelar kesarjaanaan maupun gelar pendidikan yang lainnya. Kalau di sekolah tingkat dasar dan menengah, skripsi bisa disebut juga sebagai ujian akhir nasional. Hanya yang membedakan, skripsi disusun atas sebuah fenomena atau permasalahan yang timbul. Bobot skripsi dalam satuan kredit semester (SKS) cukup besar,yaitu 4 (empat) SKS. Jadi bisa dibayangkan jika dalam semester terakhir sisa SKS yang ditempuh hanya 16 SKS, berarti seperempat dari nilai semester terakhir kita dipertaruhkan pada skripsi. Awal mendengar kata srkipsi,sebagian besar mahasiswa langsung mengerutkan kening, tak terkecuali aku. Mahasiswa bingung untuk membahas fenomena apa. Dosen pun sudah berteriak lancang “penelitian yang kalian buat harus inovatif dan kreatif, beda dengan kakak tingkat kalian yang terdahulu”. Sayangnya itu hanya teori, ya sebuah teori yang sangat dimun

For My Country - BPJS Kesehatan (Collecting Iuran 1)

Sistem Collecting Iuran BPJS Kesehatan Semenjak bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan, model collecting iuran sangat berubah. Dahulu pada jaman PT. ASKES fokus collecting iuran hanya pada sektor pemerintahan dan institusi, sedangkan pada jaman BPJS Kesehatan cakupannya menjadi sangat luas dan retail. Luasnya cakupan sektor collecting iuran ini bahkan hingga level semua individu per jiwa, dimana semua warga negara Indonesia nantinya diwajibkan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Bagi duta BPJS Kesehatan (sebutan bagi karyawan / karyawati) ini merupakan tantangan yang sangat besar. Bahkan kami telah mencoba perbandingan dengan institusi dari dalam maupun luar negeri, namun belum menemukan yang identik sama. Besarnya tantangan ini membuat kami semakin solid dan harus selalu berpikir kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi collecting iuran. Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam collecting iuran BPJS Kesehatan : Masih rendahnya informasi dan karakter masy